01 February 2009

Resensi Buku-65: KRISTEN TAUHID: Siapa & Bagaimana Ajaran Mereka (Ir. Herlianto, M.Th.)

...Dapatkan segera...
Seri Buku Saku YABINA:
KRISTEN TAUHID:
Siapa dan Bagaimana Ajaran Mereka


oleh: Ir. Herlianto, M.Th.

Penerbit: Mitra Pustaka dan YABINA Ministry, 2007.





Penjelasan singkat dari Denny Teguh Sutandio:
Kira-kira dua tahun terakhir ini, di Indonesia muncul aliran “Kristen” baru yang menamakan dirinya “Kristen” Tauhid. Meskipun tidak terlalu dikenal oleh banyak orang Kristen, aliran “Kristen” ini cukup mempengaruhi Kekristenan orthodoks melalui buku-buku yang mereka tulis, salah satunya adalah dari Frans Donald, “Allah dalam Alkitab dan Alquran”, dll. Aliran ini menolak bahwa Allah itu Trinitas, melainkan Allah itu esa (1 pribadi). Aliran ini ditelusuri oleh Ir. Herlianto, M.Th. dilatarbelakangi oleh filsafat Yunani, yaitu dari Platonisme dan Gnostisisme menuju kepada Arianisme, Unitarian, Christadelphian, dan Saksi-saksi Yehuwa. Arianisme yang telah berakhir masa kejayaannya pada tahun 650 M, sekarang berkembang lagi di era postmodern ini dengan munculnya Unitarian. Unitarian sendiri ada yang Unitarian Universalist artinya kaum Unitarian yang tidak memercayai Tuhan lagi dengan menerima anggota dari orang-orang non-Kristen dan Unitarian Theis yang masih memercayai Allah. Presuposisi Unitarian adalah mereka menghendaki adanya kompromi theologi melalui jalan dialog antar agama, dll (di bagian profil dalam bukunya Frans Donald, ia memaparkan bahwa ia berpindah keyakinan menjadi Unitarian adalah karena Unitarian dinilai terbuka dan tidak dogmatis, memberi kebebasan kepada setiap orang untuk merumuskan iman berdasarkan hati nurani dan akal sehatnya) seperti yang MIRIP dikerjakan oleh “theologi” religionum. Bedanya, Unitarian mengkompromikan iman orthodoks dari Alkitab sampai kepada esensinya yaitu menolak Trinitas. Karena menolak Trinitas, “Kristen” Tauhid atau Unitarian ini mengajar bahwa Yesus bukan Allah, tetapi hanya ciptaan Allah (mirip Saksi-saksi Yehuwa) dan Roh Kudus hanya sebagai tenaga aktif Allah. Hal yang mirip terjadi dengan orang-orang Saksi-saksi Yehuwa yang memercayai hal ini. Karena mereka memercayai hal ini, mereka rela mengubah Alkitab LAI dengan menerbitkan Alkitab versi mereka, yaitu Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (KS-TDB). Unitarian meskipun tidak berpegang pada KS-TDB, tetapi konsep-konsep mereka yang anti-Trinitarian hampir mirip dengan konsep Saksi-saksi Yehuwa yang memercayai Yesus adalah ciptaan pertama Allah, Yesus adalah malaikat yang diciptakan, Yesus lebih rendah dari Bapa, dan Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah. Dengan teliti namun singkat, Ir. Herlianto, M.Th. menyelidiki ayat-ayat yang dipakai di KS-TDB (dan tentunya kepercayaan Unitarian juga meskipun tidak berpegang pada KS-TDB) dan membandingkannya dengan terjemahan asli Yunani, Alkitab terjemahan Inggris, dan beberapa tafsiran dari theolog Perjanjian Baru. Semua itu menunjukkan bahwa terjemahan KS-TDB tidak sah dipakai sebagai terjemahan Alkitab yang benar, karena beberapa ayat diterjemahkan sedemikian rupa (tidak sesuai dengan bahasa Yunaninya) agar sesuai dengan doktrin Saksi-saksi Yehuwa. Di Bab 7, penulis mengakhirinya dengan menjelaskan Trinitas yang diajarkan Alkitab. Kesemuanya ini membuktikan bahwa Allah Trinitas yang sudah diajarkan Alkitab secara implisit, bapa-bapa gereja yang setia (Tertullianus, Athanasius, dll) adalah ajaran yang benar, sedangkan anti-Trinitarian yang dipercayai sejak Arianisme, Christadelphian, Saksi-saksi Yehuwa, sampai “Kristen” Tauhid adalah tidak bertanggung jawab. Yang lebih aneh lagi, Arianisme yang sudah dinyatakan sebagai bidat di dalam Konsili Nicaea (325 M) dimunculkan kembali oleh “Kristen” Tauhid ini. Manusia berdosa tidak juga jera mengulangi kesalahan yang sudah terjadi di dalam sejarah. Hal ini sesuai dengan dua perkataan penting. Pertama, dari Alkitab. Pengkhotbah mengajarkan, “tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.” (Pkh. 1:9b) Dan kedua, seorang filsuf mengatakan bahwa pelajaran terbesar dari sejarah adalah orang tidak mau belajar dari sejarah. Biarlah Kekristenan di Indonesia belajar dari sejarah dan tidak mengulangi kesalahan dari sejarah, serta kembali kepada Alkitab sesuai dengan iman Kristen sejati yang memercayai Trinitas.




Profil Ir. Herlianto, M.Th.:
Ir. Herlianto, M.Th. adalah Pemimpin Umum Yayasan Bina Awam (YABINA), Bandung (situs: http://www.yabina.org) dan dosen dalam bidang Sosiologi dan Aliran Kontemporer di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Beliau adalah seorang insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1968 lalu memperdalam ilmu dalam bidang Pembangunan Perkotaan dan memperoleh diploma International Course on Housing, Planning and Building di Boueweentrum International Education, Rotterdam pada tahun 1979 serta mengikuti Urban Studies Course pada Princeton University di USA pada tahun 1982. Beliau belajar theologi di Institut Injil Indonesia, Batu pada tahun 1972, lalu dilanjutkan ke Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang dan pada tahun 1976 memperoleh gelar Bachelor of Theology (Th.B.) Pada tahun 1982, beliau menyelesaikan studi Master of Theology (M.Th.) di Princeton Theological Seminary, USA dengan spesialisasi masalah kemasyarakatan dan perbandingan agama. Beliau dapat dihubungi melalui e-mail: herlianto@yabina.org.

No comments: