01 March 2008

Bab 3: TENTANG ROH KUDUS

III. Tentang Roh Kudus
A. Pandangan Penulis tentang Roh Kudus
Penulis berulang-ulang menekankan bahwa Roh Kudus itu hanyalah merupakan 'kuasa Allah' dan bahwa Roh Kudus bukanlah pribadi / person. Ini terlihat dari:
* hal 117: "Karena Roh Kudus pada hakikatnya adalah TUHAN Allah sendiri. Tepatnya Roh Kudus secara khusus menunjuk pada daya atau kuasa Ilahi yang merupakan lingkup dari karya Allah. Atau kuasa Ilahi yang dinamis untuk melaksanakan kehendak dan karya Allah. Jadi bila Roh Kudus Allah disebut berkarya dalam suatu peristiwa atau melalui orang-orang tertentu, berarti hal itu menjadi bukti kehadiran dari kekuatan atau kekuasaan Allah yang dinamis".
* hal 130: "Menurut Alkitab secara umum, pengertian 'ruakh' (Roh) lebih menunjuk pada suatu daya atau kuasa yang merupakan lingkup dari karya Allah yang membebaskan dan yang membaharui"
* hal 132: "Ini berarti bahwa arti ROH (ruakh) adalah daya atau kuasa dan kekuatan Allah yang menghidupkan orang-orang Israel yang telah mati secara rohaniah".
* hal 133: "Kalau kita meneliti teologi rasul Paulus, ternyata dia tidak pernah menempatkan Roh Kudus sebagai suatu 'person'"
Pengertian penulis yang seperti ini menyebabkan ia mengatakan:
* hal 18: "Maria mengandung oleh kuasa Roh Kudus"
* hal 93-94: "... sebab anak yang dikandung Maria adalah dari kuasa Roh Kudus"
* hal 110: "... anak yang ada di dalam kandungan Maria adalah dari kuasa Roh Kudus (Matius 1:20)"
* hal 136: "Allah menaungi Maria sehingga dia mengandung dari kuasa Roh Kudus"
Padahal baik Kitab Suci (Mat 1:20) maupun 12 Pengakuan Iman Rasuli sama-sama mengatakan bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus (bukan dari kuasa Roh Kudus).
Pada segi yang lain, perlu juga dipertanyakan: kalau Roh Kudus itu adalah 'kuasa Allah', lalu apa artinya istilah 'kuasa Roh Kudus'? Bukankah artinya menjadi 'kuasa dari kuasa Allah'? Ini betul-betul menjadi sesuatu yang menggelikan!

Selanjutnya, di sini saya ingin memberikan 2 buah kutipan dari sebuah buku (bukan dari buku TAA ini!):
a. "Roh Kudus yang digunakan dalam Alkitab menyatakan bahwa ini adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud tujuanNya. Sampai taraf tertentu, ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi. Dalam Kej 1:2 Alkitab berkata bahwa 'Roh (bahasa Ibrani, ruach) Allah melayang-layang di atas permukaan air'. Disini Roh Allah adalah tenaga aktifNya yang bekerja untuk membentuk bumi" (hal 20).
b. "Walaupun roh ini sering dipersonifikasikan, tampak jelas sekali bahwa para penulis kitab-kitab suci (dari Kitab-Kitab Ibrani) tidak pernah menganggap atau menyatakan bahwa roh ini adalah suatu pribadi tersendiri" (hal 21)
Kalau kita membandingkan, maka akan jelas terlihat bahwa pandangan dan pengertian penulis buku TAA tentang Roh Kudus banyak persamaannya dengan dua buah kutipan di atas, padahal kedua kutipan itu saya kutip dari buku yang berjudul "Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?" yang diterbitkan oleh Saksi Yehovah!


B. Doktrin yang benar tentang keilahian dan kepribadian Roh Kudus
1. Keilahian Roh Kudus
1. Sebutan Allah dan Roh Kudus digunakan secara interchangeable
Kitab Suci menggunakan sebutan Roh Kudus dan Allah / Tuhan (ADONAI) / TUHAN (Yahweh) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik). Contoh:
a. Suara Tuhan = Firman Roh Kudus
Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27
Yes 6:8-10 - "Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: 'Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?'. Maka sahutku: 'Ini aku, utuslah aku!'. Kemudian firmanNya: 'Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh'".
Kis 28:25-27 - "Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: 'Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka'".
Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:25-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah 'suara Tuhan' kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kis 28:25-27 itu Paulus berkata bahwa 'firman itu disampaikan oleh Roh Kudus' dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!

b. Mencobai Roh Kudus = mencobai Allah
Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7
Ibr 3:7-11 - "Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: 'Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu'".
Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata 'mencobai Aku' berarti 'mencobai Roh Kudus'.
Kalau sekarang kita melihat dalam Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Maz 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi di Masa & Meriba. Dan peristiwa Masa & Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7. Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi: "Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: 'Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?'".
Jadi ternyata disini dipakai istilah 'mencobai TUHAN (Yahweh)', padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka 'mencobai Roh Kudus'. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (Yahweh)!

c. Mendustai Roh Kudus = mendustai Allah
Mari kita melihat pada Kis 5:3-4 yang berbunyi sbb: "Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah".
Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias 'mendustai Roh Kudus', maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias 'mendustai Allah'. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!

d. Roh Kudus = Allah
Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah 'bait Allah' (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata 'dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu'.
Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seharusnya berarti bahwa Allahlah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan Roh Allah (= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita.
Dan kalau kita melihat dalam 1Kor 6:19 maka di sana Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah 'bait Roh Kudus'. Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah!
e. Roh TUHAN = TUHAN
Kalau kita membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa 'Roh TUHAN' dalam Yes 40:13 itu adalah 'TUHAN' dalam Yes 40:14.

2. Roh Kudus memiliki sifat-sifat Allah
Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:
w kekal (Ibr 9:14)
w maha ada (Maz 139:7-10)
w maha tahu (1Kor 2:10-11 Yes 40:13)
1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu maha tahu!
w maha kuasa (Mat 12:28)
w suci
Ini terlihat dari sebutan 'kudus', dan juga terlihat dari Ef 4:30 yang menunjukkan bahwa dosa kita mendukakan Roh Kudus.

3. Roh Kudus melakukan pekerjaan Ilahi
Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:
w penciptaan (Kej 1:2 Ayub 33:4)
w melahirbarukan (Yoh 3:5-6 Tit 3:5)
w membangkitkan Yesus (Ro 8:11)

4. Nama Roh Kudus sejajar dengan Nama Bapa dan Anak
Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13.
Memang tidak selalu penyejajaran nama berarti bahwa orang-orangnya setingkat. Misalnya dikatakan bahwa presiden Suharto berbicara dengan si A. Ini tentu tidak berarti bahwa si A juga harus adalah presiden / kepala negara.
Tetapi perlu sdr ingat bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi).
Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus.
Karena itu bisa disimpulkan bahwa dalam 2 ayat tsb, penyejajaran Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan bahwa 3 pribadi itu setingkat! Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!

2. Kepribadian Roh Kudus
Sebetulnya dengan terbuktinya bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri (bukan sekedar 'kuasa Allah' yang jelas tak berpribadi), maka sudah jelas bahwa Roh Kudus adalah seseorang yang berpribadi! Dan kalau dikatakan oleh penulis TAA maupun orang-orang Saksi Yehovah bahwa rasul Paulus / penulis Kitab Suci tidak pernah secara explicit mengatakan bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi, itu belum / tidak berarti bahwa Roh Kudus bukanlah seorang pribadi. Perlu sdr ingat bahwa Kitab Suci juga tak pernah secara explicit menyatakan Allah Bapa atau Yesus sebagai seorang pribadi!
Sekarang saya akan memberikan bukti-bukti dari Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Roh Kudus memang adalah seseorang yang berpribadi.
1. Sebutan terhadap Roh Kudus
Sebutan yang digunakan terhadap Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pribadi.
Dalam Yoh 14:16, Yoh 14:26, Yoh 15:26, dan Yoh 16:7, Roh Kudus disebut sebagai 'Penolong / Penghibur'. Dalam bahasa Yunani, semua ayat ini menggunakan istilah yang sama yaitu PARAKLETOS.
Penggunaan istilah ini untuk Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seorang Pribadi.
Perlu juga diketahui bahwa istilah PARAKLETOS ini juga digunakan terhadap Yesus Kristus dalam 1Yoh 2:1 (Kitab Suci Indonesia menterjemahkan 'Pengantara'). Lalu Yoh 14:16 menyebut Roh Kudus sebagai 'PARAKLETOS (= Penolong) yang lain'.
Ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti 'yang lain (= another)', yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.
W.E. Vine dalam An Expository Dictionary of New Testament Words mengatakan sbb: "ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort" (= ALLOS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang berbeda).
Kata Yunani yang diterjemahkan 'yang lain' dalam Yoh 14:16 bukanlah HETEROS, tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah HETEROS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesus adalah Allah dan seorang yang berpribadi, sedangkan Roh Kudus bukan. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah PARAKLETOS yang lain dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.
Karena itu dalam komentarnya tentang ayat ini William Hendriksen mengatakan: "He is another Helper, not a different Helper. The word another indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus is a person, the Holy Spirit must also be a person" (= Ia adalah Penolong yang lain, bukan Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi).
William Hendriksen bahkan melanjutkan dengan berkata: "For the same reason, if Jesus is divine, the Spirit, too, must be divine" (= dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah).

2. Ciri-ciri pribadi dalam diri Roh Kudus
Roh Kudus mempunyai ciri-ciri seorang pribadi, yaitu adanya:
a. Pikiran
Yoh 14:26 mengatakan bahwa fungsi Roh Kudus adalah mengajar dan mengingatkan orang percaya akan firman Tuhan. Bahwa Ia bisa mengajar dan mengingatkan, jelas menunjukkan bahwa Ia mempunyai pikiran.
b. Perasaan
Ef 4:30 mengatakan bahwa kita tidak boleh mendukakan Roh Kudus. Yes 63:10 juga berbicara tentang orang-orang yang mendukakan Roh Kudus. Ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai perasaan.
c. Kehendak
1Kor 12:11 mengatakan: "Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kehendak.

3. Roh Kudus bertindak sebagaimana layaknya seorang pribadi
Kitab Suci juga menyatakan bahwa Roh Kudus melakukan hal-hal seperti:
w mengajar (Luk 12:12 Yoh 14:26)
w mengingatkan (Yoh 14:26)
w bersaksi (Yoh 15:26 Ro 8:16)
w menginsafkan dunia (Yoh 16:8)
w berkata dan memerintah (Kis 8:29 Kis 13:2)
w memutuskan (Kis 15:28)
w membangkitkan, menghidupkan (Ro 8:11)
w menyelidiki, tahu apa yang ada dalam diri Allah (1Kor 2:10-11)
Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh 'seseorang yang berpribadi', bukan oleh 'sesuatu yang tak berpribadi'!

2 comments:

odes said...

Sdr. Budi Asali dan Deny,
Tampaknya anda berdua sangat bersemangat untuk mengupas buku TAA. Saya telah berulangkali membaca buku TAA. Tetapi sudut pandang kita ternyata sangat berbeda. Sudut pandang anda berdua lebih dipenuhi oleh perasaan benci, antipati dan negatif. Hasilnya jelas ulasan dan tulisan anda yang sangat provokatif, mendiskreditkan penulis dan pemikirannya. Padahal saya tidak memiliki kesan dan kesimpulan seperti anda. Sebaliknya saya makin menghormati penulis buku TAA, yaitu Pdt. Yohanes Bambang Mulyono. Beliau memiliki pemikiran teologis yang cukup terbuka, kritis dan tidak doktrinal seperti anda berdua.

Justru saya punya kesan yang semakin simpatik dengan pak Yohanes Bambang di tengah-tengah sikap anda yang sangat tidak simpatik, cenderung menghakimi orang dan merasa diri paling benar. Seharusnya anda berdua perlu dipertanyakan kelayakan anda menjadi seorang pendeta dan orang Kristen. Maaf pak Budi, pendeta macam apa anda itu? Sama sekali anda tidak mencerminkan pola pikir dan pola sikap seorang pengikut Kristus. Ujung-ujungnya hanya satu, yaitu anda merasa diri paling benar dan paling segalanya. Padahal anda dengan sikap anda telah membongkar jati-diri yang asli, yaitu pribadi yang perlu dipertanyakan integritasnya.

Salam
Odes

odes said...

Budi Asali,
Saya kira anda yang perlu bercermin lebih dalam dan obyektif sehingga anda dapat memahami masalah-masalah psikologis anda. Sesungguhnya ungkapan-ungkapan anda menunjukkan hati yang penuh kepahitan dan kebencian. Sikap anda bukan hanya mempertontonkan kepada banyak orang tentang ketidaklayakan anda untuk menjadi seorang pendeta, tetapi juga ketidaklayakan anda sebagai seorang Kristen. Dari tanya jawab anda dengan sdr. Melki, terlihat anda hanya mampu membela diri dan tidak tanggap terhadap maksud sdr. Melki yang ternyata tidak memandang bapak Pdt. Yohanes Bambang secara negatif dengan pemahaman teologis yang telah diutarakan dalam bukunya "Tuhan, Ajarlah Aku". Karena berminat dengan pernyataan-pernyataan provokatif anda, saya telah membaca 4 kali buku TAA, tetapi saya merasa pemikiran dalam buku tersebut biasa saja. Saya anggap itu adalah hak seorang penulis.

Selain itu saya juga sempat menanyakan kepada sinode GKI, ternyata dalam keputusan persidangan sinode GKI buku TAA justru telah ditetapkan sebagai buku yang diakui resmi oleh GKI. Jadi makin bertambah aneh, anda orang luar tetapi merasa memiliki hak campur tangan dengan kehidupan jemaat GKI. Kalau buku TAA sudah menjadi keputusan sinode GKI, perlu dipahami bahwa buku TAA tersebut telah dibahas dalam berbagai lingkup yaitu klasis, sinode wilayah-sinode wilayah dan kemudian pada tingkat sinodal yang lebih luas.

Saya juga menjumpai sikap yang sama dengan anda dalam diri saudara Denny Teguh. Selain itu saya jumpai beberapa orang yang ternyata setipe dengan anda. Jadi memang benar kesimpulan bung Melki, bahwa mereka yang dididik oleh Stephen Tong dan konco-konconya relatif tidak mampu membuat suatu ulasan teologis yang matang dan bijaksana, tetapi hanya mampu menyebarkan doktrin yang gemar menyesatkan pihak lain yang tidak sepaham. Tepatnya Stephen Tong dan konco-konconya memang juga bermasalah secara mental dan spiritualitas. Waktu KKR saya menjumpai ungkapan-ungkapan Stephen Tong yang sangat arogan. Tidak heran, kalau orang-orang Muslim yang mendengar perkataan Stephen Tong menjadi marah dengan mengatakan: "Darahmu menjai halal bagiku". Sayangnya kalau itu terjadi justru dianggap Stephen Tong jadi martir, padahal penyebab utamanya adalah kesombongan rohani yang berlebihan dan bukan karena kesediaan membayar harga sebagai martir karena konsisten dalam kasih dan keadilan.

Jadi saya justru bersyukur, bahwa pernyataan provokatif anda membuat saya membaca buku TAA dan kini saya juga menjumpai tulilsan-tulisan teologis dari bapak Pdt. Yohanes Bambang di: http://www.yohanesbm.com

Salam ya.