18 February 2008

Bab 29: BERTUMBUH LEWAT PENCOBAAN?? (Analisa Terhadap Bab 26 Buku Rick Warren)

Bab 29

Bertumbuh Lewat Pencobaan ??

P

ada bab 29 ini, kita akan mencoba menggali masing-masing pengajaran Rick Warren di dalam bab/hari keduapuluhenam dalam renungan 40 harinya. Penggalian ini bisa bersifat positif maupun negatif dari kacamata kebenaran Firman Tuhan, Alkitab. Mari kita akan menelusurinya dengan teliti berdasarkan kebenaran Alkitab.

Pada bab 26 ini, Warren mengajarkan tentang hakekat, cara terjadinya dan bagaimana mengatasi pencobaan yang ada di dalam hidup orang Kristen.

Pada awal bab ini, ia memaparkan,

Setiap pencobaan adalah kesempatan untuk berbuat baik.

Di jalan menuju kedewasaan rohani, pencobaan pun menjadi batu loncatan dan bukan batu sandungan bila Anda menyadari bahwa pencobaan merupakan kesempatan untuk melakukan hal yang benar sama seperti pencobaan juga merupakan kesempatan untuk melakukan hal yang salah. Pencobaan cuma memberi pilihan. Meskipun pencobaan merupakan senjata utama Iblis untuk menghancurkan Anda, Allah ingin menggunakannya untuk mengembangkan Anda. Setiap kali Anda memilih untuk berbuat baik dan bukannya dosa, Anda sedang bertambah mendekati karakter Kristus.

Untuk memahami hal ini, Anda harus terlebih dulu mengenali sifat-sifat karakter Yesus. Salah satu gambaran yang ditulis paling singkat dan jelas tentang karakter-Nya ialah buah Roh : ...

... Memiliki buah Roh berarti bersifat serupa dengan Kristus.

Lalu, bagaimana Roh Kudus menghasilkan kesembilan buah ini di dalam kehidupan Anda ?... Buah selalu menjadi matang secara perlahan.

... Allah mengembangkan buah Roh dalam kehidupan Anda dengan membiarkan Anda mengalami berbagai keadaan di mana Anda tergoda untuk mengungkapkan sifat yang justru berlawanan ! Pengembangan karakter selalu melibatkan suatu pilihan, dan pencobaan menyediakan kesempatan tersebut.

Misalnya, Allah mengajar kita mengasihi dengan menempatkan beberapa orang yang tidak menyenangkan di sekeliling kita...

...

Allah memakai situasi yang berlawanan dari setiap buah untuk memberi kita sebuah pilihan. Anda tidak bisa mengakui sebagai orang baik jika Anda tidak pernah tergoda untuk bersifat buruk... Kejujuran dibangun dengan mengalahkan godaan untuk bersifat tidak jujur ; ... Setiap kali Anda mengalahkan suatu pencobaan, Anda menjadi lebih serupa dengan Yesus! (Warren, 2005, pp. 221-223).

Komentar saya :

Sebelum kita membahas mengenai pencobaan, kita perlu membedakan dua hal yaitu ujian dan pencobaan. Pdt. Dr. Stephen Tong mengajarkan bahwa kedua hal itu berbeda secara esensi dan motivasi. Beliau mengatakan bahwa ujian itu datang dari Tuhan dan motivasinya untuk menguji iman dan kerohanian kita, sedangkan pencobaan itu datang dari setan dan motivasinya jelas untuk menjatuhkan iman kita dan membawa kita menyembahnya, bukan Allah. Prinsip ini ternyata tidak dimengerti oleh Warren, sehingga ia sendiri kacau mendefinisikan pencobaan. Tidak heran, ia mengatakan, “pencobaan merupakan kesempatan untuk melakukan hal yang benar sama seperti pencobaan juga merupakan kesempatan untuk melakukan hal yang salah.

Selanjutnya, ia mengungkapkan tentang Bagaimana Pencobaan Bekerja,

Adalah berguna jika kita mengetahui bahwa Iblis sepenuhnya bisa diramalkan. Dia telah memakai strategi dan tipuan-tipuan kuno yang sama semenjak Penciptaan. Semua pencobaan mengikuti pola yang sama... Dari Alkitab kita mengetahui bahwa pencobaan mengikuti proses empat langkah, yang dipakai Iblis baik terhadap Adam dan Hawa maupun terhadap Yesus.

Pada langkah pertama, Iblis mengenali suatu keinginan di dalam diri Anda. Mungkin keinginan yang berdosa, seperti keinginan untuk membalas dendam atau untuk menguasai orang lain, ... Pencobaan dimulai ketika Iblis mengusulkan (dengan suatu pemikiran) agar Anda menyerah pada sebuah keinginan jahat, atau agar Anda memenuhi suatu keinginan yang logis dengan cara yang salah atau pada waktu yang salah. Sadarlah selalu akan jalan pintas. Hal-hal tersebut sering kali merupakan pencobaan !...

Kita mengira pencobaan berada di sekeliling kita, tetapi Allah berfirman bahwa pencobaan dimulai di dalam diri kita... Pencobaan selalu berawal di dalam pikiran Anda, bukan di dalam keadaan. Yesus mengatakan, “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam” (Markus 7:21-23 ; AITB)...

Langkah kedua ialah keraguan. Iblis berusaha membuat Anda meragukan apa yang telah Allah firmankan tentang dosa : ... Alkitab memperingatkan, “Waspadalah ! Jangan biarkan pikiran jahat atau keraguan membuatmu berpaling dari Allah yang hidup.” (Ibrani 3:12 ; Contemporary English Version).

Langkah ketiga ialah tipu daya. Iblis tidak mampu mengatakan yang sebenarnya dan disebut “bapa segala dusta.” (Yohanes 8:44 ; AITB) Segala sesuatu yang Iblis katakan kepada Anda tidaklah benar atau hanya separuh benar. Iblis menawarkan dustanya untuk menggantikan apa yang telah Allah katakan di dalam Firman-Nya... sebuah dosa kecil adalah bagaikan sedang hamil muda : Pada akhirnya ia akan kelihatan dengan sendirinya.

Langkah keempat ialah ketidaktaatan. Pada akhirnya Anda bertindak berdasarkan pikiran yang selama ini Anda timbang-timbang di dlaam benak Anda. Apa yang mulanya merupakan sebuah gagasan muncul dalam perilaku. Anda menyerah pada apapun yang menarik perhatian Anda. Anda mempercayai dusta Iblis dan jatuh ke dalam perangkap yang diperingkatkan oleh Yakobus : ... (Warren, 2005, pp. 223-224).

Komentar saya :

Mari kita memperhatikan apa yang diajarkan Warren ini.

Pertama, ketika Warren berkata, “Adalah berguna jika kita mengetahui bahwa Iblis sepenuhnya bisa diramalkan. Dia telah memakai strategi dan tipuan-tipuan kuno yang sama semenjak Penciptaan. Semua pencobaan mengikuti pola yang sama.”, sebenarnya ia sedang mengajarkan beberapa prinsip yang perlu dikritisi, yaitu ia mengajarkan tentang strategi dan tipuan iblis itu kuno sehingga bisa diketahui dan kedua, pola pencobaan itu sama. Benarkah kedua hal ini ? Mari kita selidiki. Iblis disebut bapa segala dusta, ia memakai cara apapun untuk menipu manusia berdosa. Jadi, jelas cara iblis menipu manusia bukan dengan cara yang sama, tetapi cara atau pola yang berbeda-beda, TETAPI prinsipnya sama yaitu ingin menjatuhkan manusia dan memisahkan manusia dari Allah. Kalau iblis memakai cara yang sama untuk menipu manusia, iblis pasti akan sungkan disebut iblis. Seorang hamba Tuhan pernah mengatakan bahwa “kelemahan” Tuhan ketimbang setan adalah di dalam cara. Cara Tuhan itu selalu baik dan menggunakan satu cara, tetapi herannya, cara setan itu banyak hanya untuk menjatuhkan manusia ke dalam penyembahan kepadanya. Cara setan tersebut tidak selamanya menjatuhkan manusia ke dalam dosa dengan menghina mereka, tetapi bisa juga dengan menjunjung tinggi manusia (meninggikan manusia) atau mengatakan bahwa manusia itu hebat tanpa Allah. Itulah tipuan iblis. Lalu, cara iblis menipu, menurut Warren, itu kuno sehingga kita bisa mengetahuinya. Ini jelas salah. Kalau strategi tipuan iblis itu kuno, maka iblis berarti ketinggalan zaman. Hal ini tidak diajarkan Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa iblis itu begitu licik dan otomatis ia mengikuti perkembangan zaman dengan mengacaukan zaman sehingga zaman menjadi chaos (kacau). Bagaimana mengetahui bahwa iblis mengikuti perkembangan zaman ? Iblis mengikuti perkembangan zaman melalui media internet, VCD, dll yang menyebarkan gambar porno, free-sex, dll. Itulah peran iblis yang memakai manusia-manusia gila. Kalau itu mungkin terlalu ekstrim dan bisa dikenali, iblis juga bisa memakai cara-cara yang super halus sehingga kita tidak mengenali perannya. Caranya ? Mudah, dengan memakai segelintir “pendeta” atau “pemimpin gereja” untuk mengacaukan jemaat Tuhan dengan ajaran-ajaran yang tidak bertanggungjawab (mengabarkan “injil” palsu) misalnya, menjadi “anak Tuhan” harus kaya, sukses, lalu mengajarkan bahwa semua penyakit itu akibat dosa, maka “orang Kristen” pasti tidak pernah terkena penyakit, bahkan tidak pernah digigit nyamuk. Ada lagi yang mengajarkan bahwa manusia dari lahir sampai mati memerlukan minyak urapan. Di sisi lain, ada “pemimpin gereja” yang berani di atas mimbar dan menulis buku “Kristen” yang mengajarkan bahwa di luar Kristus, ada jalan keselamatan, Alkitab bukan satu-satunya Wahyu/Firman Allah, Alkitab penuh dengan mitos sehingga perlu didemitologisasikan (cerita-cerita Alkitab dianggap mitos dan itu perlu ditafsirkan dengan memahami pesan-pesan moralnya saja—pengaruh demitologisasi dari “theolog” Neo-Orthodoks, Rudolf Bultmann). Terhadap mereka yang mengabarkan “injil” murahan (palsu), Paulus berkata dengan keras, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.” (Galatia 1:8). Paulus begitu sengit dan langsung menghakimi mereka yang mulai menyesatkan umat pilihan Allah, TETAPI herannya banyak orang “Kristen” dan “hamba Tuhan” di abad postmodern yang gila ini masa bodoh bahkan cuek terhadap masalah ini, bahkan berani mengatakan bahwa kita harus “mengasihi” semua gereja dengan tidak usah menegur ajaran yang salah. Inikah perkataan dan ajaran Alkitab ?! TIDAK ! Jelas perkataan iblis ! Apakah iblis cukup menipu manusia dengan memakai para “pemimpin gereja” untuk mengacaukan umat pilihan Allah ? TIDAK ! Iblis juga bisa memakai sesama orang “Kristen” (sebenarnya anak-anak setan yang telah ditetapkan Allah sebelumnya) untuk mengacaukan orang Kristen sejati (anak-anak Tuhan) dengan mengajarkan bahwa religion dan science itu tidak ada hubungannya (prinsip dualisme yang merupakan warisan dari filsuf Yunani, Plato yang mengajarkan bahwa tubuh ini jahat dan roh/jiwa itu baik—prinsip “tubuh adalah penjara jiwa”), lalu mengajarkan kerelatifan sebagai standar “kebenaran”, konsep yin-yang yang dimasukkan ke dalam keKristenan, dll.

Kedua, menurut Warren, pencobaan itu berawal dari dalam diri kita, khususnya pikiran. Berikut penuturannya, “Pencobaan selalu berawal di dalam pikiran Anda, bukan di dalam keadaan. Yesus mengatakan,Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam(Markus 7:21-23 ; AITB).” Bisakah Anda melihat secara jelas perbedaan antara yang Warren katakan dengan yang Alkitab ajarkan ? Warren mengajarkan bahwa pencobaan itu dimulai dari dalam pikiran kita, tetapi Alkitab mengajarkan bahwa segala yang jahat dimulai dari hati kita, BUKAN pikiran. Kata “hati” diterjemahkan KJV sebagai heart yang dalam bahasa Yunani kardia yang juga berarti hati. Mengapa bukan diterjemahkan “pikiran” meskipun kata kardia ini juga bisa berarti pikiran ? Karena hati itu pusat diri manusia. Tuhan pernah mengatakan, “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” (Yeremia 17:10). Hal ini juga dapat dilihat di dalam 1 Tawarikh 28:9 dan Roma 8:27. Kata “hati” di sini (Yeremia 17:10) juga diterjemahkan KJV sebagai heart yang dalam bahasa Ibraninya lêb yang bisa berarti pusat segala sesuatu (the centre of anything). Tuhan tidak mengatakan bahwa Ia menyelidiki pikiran, karena sebenarnya pikiran itu dimulai dari hati. Begitu pula halnya ketika memilih Daud sebagai raja Israel menggantikan Saul, Ia tidak mengatakan bahwa Ia menyelidiki pikiran Daud, tetapi HATI (1 Samuel 16:7, “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”).

Kemudian, Warren menjelaskan tentang Mengalahkan Pencobaan,

Jangan mau diintimidasi. Banyak orang Kristen dibuat takut dan hilang semangat oleh pikiran-pikiran yang menghasut, dengan merasa bersalah, karena mereka tidak berada “di luar” jangkauan pencobaan. Mereka merasa malu hanya karena terkena pencobaan. Inilah kesalahpahaman tentang kedewasaan. Anda tidak akan pernah bertumbuh tanpa pencobaan.

Di satu sisi Anda bisa menganggap pencobaan sebagai suatu pelengkap. Iblis tidak perlu mencobai orang-orang yang sudah melakukan kehendaknya yang jahat ; mereka sudah menjadi milik Iblis. Pencobaan adalah tanda bahwa Iblis membenci Anda, bukan tanda kelemahan atau sifat keduniawian Anda. Pencobaan juga merupakan bagian yang normal dari hidup manusia dan dari kehidupan dalam sebuah dunia yang berdosa... Bersikaplah realistis dengan tak terhindarkannya pencobaan ; ...

Dicobai bukanlah sebuah dosa... Pencobaan menjadi dosa hanya bila Anda menyerah padanya. Martin Luther mengatakan, “Anda tidak bisa mencegah burung untuk terbang di atas kepala Anda, tetapi Anda bisa mencegah mereka membangun sarang di rambut Anda.” Anda tidak bisa mencegah Iblis untuk mengajukan pikiran-pikiran, tetapi Anda bisa memilih untuk tidak memikirkannya atau bertindak berdasarkannya.

...

Sesungguhnya, semakin dekat Anda kepada Allah, semakin gencar Iblis berupaya mencobai Anda...

Kenali pola pencobaan Anda dan bersiaplah menghadapinya. Ada situasi-situasi tertentu yang membuat Anda lebih rentan terhadap pencobaan daripada orang lain... Situasi-situasi ini unik bagi kelemahan Anda, dan Anda perlu mengenalinya karena Iblis pasti mengenalnya ! Iblis tahu persis apa yang membuat Anda tergelincir, dan dia terus-menerus bekerja untuk memasukkan Anda ke dalam situasi-situasi itu...

...

Anda perlu mengenali pola khas pencobaan Anda dan selanjutnya bersiap untuk menghindari situasi-situasi tersebut sebanyak mungkin...

Mintalah pertolongan Allah. Surga memiliki saluran gawat darurat dua puluh empat jam. Allah ingin Anda meminta pertolongan-Nya untuk mengatasi pencobaan...

Saya menyebutnya doa “microwave” karena cepat dan langsung pada pokok masalah : Tolong ! SOS ! Mayday ! Ketika pencobaan menghantam, Anda tidak punya waktu untuk percakapan yang panjang dengan Allah ; Anda hanya berseru...

Alkitab menjamin bahwa seruan kita untuk meminta bantuan akan didengar karena Yesus peduli pada pergumulan kita. Dia menghadapi pencobaan-pencobaan yang sama seperti kita...

Jika Allah terus menanti untuk menolong kita mengalahkan pencobaan, mengapa kita tidak berpaling kepada-Nya lebih sering ?

...

Kasih Allah abadi, dan kesabaran-Nya tetap selamanya. Jika Anda harus berseru meminta pertolongan Allah dua ratus kali sehari untuk mengalahkan pencobaan tertentu, Allah akan tetap dengan senang hati memberikan rahmat dan kasih karunia, jadi datanglah dengan berani. Mintalah kepada-Nya kuasa untuk melakukan hal yang benar dan kemudian berharaplah bahwa Dia memberikannya.

Pencobaan membuat kita bergantung kepada Allah... (Warren, 2005, pp. 225-228).

Komentar saya :

Mari kita melihat ketiga kesalahan Warren.,

Pertama, bisakah Anda melihat perbedaan antara perkataan Luther yang ia kutip dengan tafsiran Warren sendiri, “Martin Luther mengatakan, “Anda tidak bisa mencegah burung untuk terbang di atas kepala Anda, tetapi Anda bisa mencegah mereka membangun sarang di rambut Anda.” Anda tidak bisa mencegah Iblis untuk mengajukan pikiran-pikiran, tetapi Anda bisa memilih untuk tidak memikirkannya atau bertindak berdasarkannya.” ? Dr. Martin Luther mengatakan hal yang benar bahwa pencobaan dan segala masalah itu tidak bisa ditahan terjadi di dalam hidup kita, tetapi kita bisa mencegah hal-hal tersebut dengan menghadapinya (tentunya). Sedangkan, Warren menafsirkan bahwa kita tidak bisa mencegah iblis untuk menipu pikiran kita, tetapi kita bisa memilih untuk tidak memikirkannya. Bukankah ini hal yang berbeda dengan apa yang Luther ajarkan ? Ketika Warren mengajarkan bahwa ketika ada pencobaan, kita tidak perlu memikirkannya, bukankah berarti ia sendiri secara implisit hendak mengajarkan bahwa kita perlu memikirkan bahwa pencobaan itu tidak pernah ada, sehingga tidak perlu dipikirkan ? Bukankah ini melawan pendapat Warren sendiri, “Anda tidak akan pernah bertumbuh tanpa pencobaan” ? Di dalam pencobaan, yang harus kita lakukan BUKAN tidak perlu memikirkannya, tetapi menghadapi dan mengalahkannya dengan iman yang teguh !

Kedua, perhatikan pernyataan Warren ini, “Anda perlu mengenali pola khas pencobaan Anda dan selanjutnya bersiap untuk menghindari situasi-situasi tersebut sebanyak mungkin.” Hal ini mirip dengan pendapat Warren yang mengajarkan bahwa pencobaan tidak perlu dipikirkan. Kita sebagai orang Kristen tidak dipanggil untuk menghindari situasi-situasi sulit, meskipun ini juga tetap perlu, tetapi kita dipanggil untuk menghadapi situasi-situasi sulit dan mengalahkannya dengan iman yang teguh !

Ketiga, ketika Warren mengungkapkan, “Jika Allah terus menanti untuk menolong kita mengalahkan pencobaan, mengapa kita tidak berpaling kepada-Nya lebih sering ?”, ia secara implisit hendak mengajarkan bahwa Allah “menunggu” kita dan terus “menunggu” kita meminta pertolongan-Nya, jika tidak, Ia akan terus “menunggu”. Allah memang memerintahkan manusia untuk bergantung kepada-Nya, tetapi Ia tidak pernah menanti untuk menolong kita. Jika Allah memang menanti untuk menolong kita, berarti Allah pasif dan manusia lah yang aktif, padahal Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu aktif berdaulat dan manusia lah yang pasif menerima anugerah dan pertolongan-Nya. Di dalam pencobaan, Roh Kudus di dalam hati kita (umat pilihan-Nya) akan memimpin dan menuntun kita menghadapinya dan melawan pencobaan itu dengan iman di dalam Kristus. Jadi, Roh Kudus bekerja secara aktif, tanpa kita minta, asalkan kita terus hidup bergaul dengan-Nya setiap hari.

No comments: