18 February 2008

Bab 28: DIUBAHKAN LEWAT PERSOALAN?? (Analisa Terhadap Bab 25 Buku Rick Warren)

Bab 28

Diubahkan Lewat Persoalan ??

P

ada bab 28 ini, kita akan mencoba menggali masing-masing pengajaran Rick Warren di dalam bab/hari keduapuluhlima dalam renungan 40 harinya. Penggalian ini bisa bersifat positif maupun negatif dari kacamata kebenaran Firman Tuhan, Alkitab. Mari kita akan menelusurinya dengan teliti berdasarkan kebenaran Alkitab.

Pada awal bab ini, Warren mengajarkan tentang kaitan antara persoalan yang kita miliki dengan rencana Allah di dalamnya,

Allah memiliki suatu tujuan di balik segala masalah.

Dia menggunakan keadaan-keadaan untuk mengembangkan karakter kita. Sebetulnya, Dia lebih bergantung pada keadaan untuk menjadikan kita serupa dengan Yesus ketimbang pada kegiatan kita membaca Alkitab. Alasannya jelas : Anda menghadapi berbagai keadaan 24 jam sehari.

Yesus memperingatkan kita bahwa kita akan menghadapi aneka masalah di dunia. (Yohanes 16:33 ; AITB). Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap penderitaan atau terlindungi dari penderitaan, dan tidak seorang pun berselancar melalui kehidupan dengan bebas masalah. Kehidupan adalah serangkaian masalah. Setiap kali Anda memecahkan satu masalah, masalah lain sudah menanti untuk muncul. Tidak semua masalah itu besar, tetapi semuanya penting di dalam proses pertumbuhan yang disiapkan Allah bagi Anda...

Allah memakai masalah-masalah untuk menarik Anda lebih dekat kepada Diri-Nya... Pengalaman-pengalaman penyembahan Anda yang paling hebat dan mendalam mungkin adalah dalam masa-masa tergelap Anda ... dan Anda datang kepada Allah sendiri. Selama penderitaanlah kita belajar untuk menaikkan doa-doa kita yang paling murni, sepenuh hati, dan jujur kepada Allah...

...

Masalah-masalah mendorong kita untuk memandang kepada Allah dan bergantung pada-Nya dan bukan pada diri kita sendiri...

Apapun penyebabnya, tidak ada satu pun masalah yang bisa terjadi tanpa izin Allah. Segala sesuatu yang terjadi atas seorang anak Allah sudah disaring oleh Bapa, dan Dia bermaksud menggunakannya bagi kebaikan meskipun Iblis dan yang lainnya memaksudkannya untuk keburukan.

Karena Allah adalah pemegang kendali tertinggi, kecelakan-kecelakaan hanyalah kejadian-kejadian di dalam rencana baik Allah bagi Anda. Karena setiap hari dari kehidupan Anda sudah tertulis pada penanggalan Allah sebelum Anda dilahirkan,... (Warren, 2005, pp. 213-215).

Komentar saya :

Untuk mempertumbuhkan kerohanian kita, Allah memang bisa memakai masalah-masalah di sekitar kita, tetapi Warren terlalu nekat mengatakan bahwa Allah lebih bergantung pada masalah-masalah untuk menjadikan kita serupa dengan Kristus ketimbang melalui kegiatan kita membaca Alkitab. Pernyataan Warren ini terlalu berlebihan dan menimbulkan kesan bahwa Allah “terseok-seok” dan “dikendalikan” oleh masalah dan dunia ini, sehingga Ia seolah-olah harus “mematuhi” hukum alam untuk mempertumbuhkan kerohanian manusia. Inilah prinsip Deisme (percaya bahwa setelah Allah mencipta, Ia meninggalkan alam semesta begitu saja dan menyerahkannya kepada hukum alam) yang secara implisit diajarkan oleh Warren. Benarkah demikian ? Allah memang menggunakan masalah-masalah untuk mendewasakan rohani kita, TETAPI Allah tidak bergantung pada masalah, karena Allah adalah Allah yang Berdaulat, Pemegang kendali alam semesta. Konsep ini tidak dimengerti oleh Warren tetapi secara kontradiksi, ia menjelaskan, “Karena Allah adalah pemegang kendali tertinggi, kecelakaan-kecelakaan hanyalah kejadian-kejadian di dalam rencana baik Allah bagi Anda.” Mana yang merupakan kekonsistenan pengajaran Warren ini ?

Kemudian, ia mulai menjelaskan uraiannya dalam Memahami Roma 8:28-29,

Inilah salah satu nas di dalam Alkitab yang paling banyak dikutip dan dipahami secara salah. Nas ini tidak berkata, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan hasil sesuai dengan keinginanku.” Jelas itu tidak benar...

Kita hidup di dalam sebuah dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Hanya di surga segala sesuatu dikerjakan secara sempurna seperti yang Allah inginkan... Untuk memahami sepenuhnya Roma 8:28-29 Anda harus melihatnya frasa demi frasa.

“Kita tahu” : Pengharapan kita pada masa-masa yang sulit tidak didasarkan pada cara berpikir positif, cara berpikir khayal, atau optimisme alamiah. Pengharapan kita merupakan suatu kepastian yang didasarkan pada kebenaran-kebenaran bahwa Allah sepenuhnya memegang kendali atas alam semesta kita dan bahwa Dia mengasihi kita.

“bahwa Allah ... mendatangkan” : Ada Perancang Agung di balik segala sesuatu...

“segala sesuatu” : rencana Allah bagi kehidupan Anda meliputi segala yang terjadi pada Anda, termasuk kesalahan-kesalahan, dosa-dosa, dan luka hati Anda. Juga meliputi sakit penyakit, hutang, bencana, perceraian, dan kematian orang-orang yang dikasihi. Allah bisa mendatangkan kebaikan dari kejahatan yang terburuk. Dia melakukannya di Kalvari.

“turut bekerja” : Tidak secara terpisah atau tersendiri. Peristiwa-peristiwa di dalam kehidupan Anda turut bekerja di dalam rencana Allah...

“untuk ... kebaikan” : Ini bukan mengatakan bahwa segala sesuatu di dalam kehidupan adalah baik. Banyak dari kejadian di dalam dunia kita adalah jahat dan buruk, tetapi Allah adalah ahli untuk mendatangkan kebaikan dari hal itu...

“bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil” : Janji ini hanyalah bagi anak-anak Allah... Segala sesuatu mendatangkan keburukan bagi mereka yang hidup berlawanan dengan Allah dan yang mendesak untuk mengikuti keinginan mereka sendiri.

“sesuai dengan rencana Allah” : Apakah rencana itu ? Agar kita menjadi “serupa dengan gambaran Anak-Nya.” Segala sesuatu yang Allah izinkan terjadi di dalam kehidupan Anda diizinkan demi rencana tersebut ! (Warren, 2005, pp. 215-217).

Komentar saya :

Memang benar, Roma 8:28 memang disalahmengerti terutama oleh banyak jemaat maupun “hamba Tuhan” dari kalangan Karismatik/Pentakosta bahwa Tuhan tidak menginginkan penderitaan bagi umat-Nya, tetapi kesuksesan. Ini jelas ajaran yang tidak bertanggungjawab. Tetapi herannya, secara implisit, Warren mengajarkannya di dalam bab 24.

Selanjutnya, ia mengungkapkan, “rencana Allah bagi kehidupan Anda meliputi segala yang terjadi pada Anda, termasuk kesalahan-kesalahan, dosa-dosa, dan luka hati Anda. Juga meliputi sakit penyakit, hutang, bencana, perceraian, dan kematian orang-orang yang dikasihi. Allah bisa mendatangkan kebaikan dari kejahatan yang terburuk.” Dalam hal ini, Warren kurang teliti membedakan 4 macam prinsip di dalam kedaulatan Allah, yaitu rencana Allah, pimpinan Allah, izin Allah dan pembiaran Allah (pernyataan dari Pdt. Dr. Stephen Tong). Poin pertama, Allah berencana berarti semua rencana Allah itu pasti terlaksana ; kedua, Allah memimpin berarti di dalam perjalanan sejarah, terkadang tetap di dalam rencana-Nya, Allah memimpin usaha anak-anak-Nya untuk memuliakan-Nya (mempertimbangkan kehendak bebas manusia di dalam kontrol kedaulatan Allah). Ketiga, izin Allah berlaku tetap bagi umat pilihan Allah di mana Allah mengizinkan penderitaan, dosa, dll menimpa hidup anak-anak-Nya untuk mempertumbuhkan kerohanian mereka dan keempat, Allah membiarkan anak-anak setan yang telah ditetapkan dari semula untuk memberontak kepada Allah. Apakah dosa termasuk di dalam rencana Allah ? TIDAK. Kalau benar, maka prinsip Warren identik dengan pengajaran Hyper-Calvinisme yang mengajarkan bahwa Allah lah Pencipta dosa, tetapi kenyataannya TIDAK ! Dosa bukanlah rencana Allah, tetapi izin Allah. Allah mengizinkan dosa berarti di dalam rencana-Nya, Ia tetap mengizinkan dosa, tetapi BUKAN Allah sendiri yang berinisiatif menciptakan dosa. Inilah bedanya antara rencana/ketetapan Allah dengan izin Allah. Lalu, apakah hutang juga termasuk rencana Allah? Jelas, TIDAK ! Hutang adalah kesalahan manusia sendiri dan itu harus dipertanggungjawabkan oleh manusia, dan bukan oleh Allah ! JANGAN menimpakan segala sesuatu kepada Allah, kalau itu manusia yang melakukannya, maka manusia itu sendiri harus mempertanggungjawabkannya ! Misalnya, kalau manusia yang membuang sampah sembarangan, lalu terjadi banjir, JANGAN mempersalahkan Allah mengapa Ia membuat banjir?!

Selanjutnya, ia menguraikan tentang Membangun Karakter Serupa Dengan Kristus,

Kita adalah bagaikan batu pertama, yang dibentuk dengan palu dan pahat penderitaan. Jika palu seorang ahli batu permata tidak cukup kuat untuk merontokkan bagian pinggir kita yang kasar, Allah akan memakai sebuah palu godam. Jika kita benar-benar keras kepala, Allah akan memakai palu pelobang beton. Allah akan memakai apapun yang diperlukan.

Semua masalah merupakan kesempatan untuk membangun karakter, dan semakin sulit masalahnya, semakin besar potensi untuk membangun otot-otot rohani dan serat moral... Apa yang terjadi secara lahiriah di dalam kehidupan Anda tidaklah sepenting apa yang terjadi secara batiniah. Keadaan Anda bersifat sementara tetapi karakter Anda akan kekal.

Alkitab sering membandingkan pencobaan dengan api pemurni logam yang membakar segala yang tidak murni... Bila Anda sudah dimurnikan oleh pencobaan, orang-orang bisa melihat bayangan Yesus di dalam Anda...

Karena Allah ingin menjadikan Anda serupa dengan Yesus, Dia akan membawa Anda melewati pengalaman-pengalaman yang sama seperti yang Yesus alami. Ini meliputi kesepian, pencobaan, tekanan, kecaman, penolakan, dan banyak penderitaan lainnya... (Warren, 2005, p. 217).

Komentar saya :

Allah memang memakai apapun untuk mendisiplin kita tetapi Warren kurang teliti memaparkan suatu prinsip bahwa orang yang dapat memiliki karakter serupa dengan Kristus adalah hanya orang-orang yang telah Allah tetapkan sebelum dunia diciptakan. Terhadap orang-orang demikian, Allah bisa menggunakan cara apa saja untuk mendisiplin, tetapi prinsipnya jelas yaitu BUKAN memaksa mereka dengan menggunakan kekerasan sampai terpaksa mau membangun karakter serupa dengan Kristus. Tetapi, Roh Kudus bekerja menghancurkan kebebalan hati manusia pilihan-Nya sehingga mereka bisa taat kepada Kristus.

Dari pernyataan Warren di atas, peran Roh Kudus dihilangkan dan peran manusia lah yang terus ditekankan bahkan menurut saya, Warren ingin mengajarkan bahwa Allah begitu mengasihi manusia dengan motivasi agar Ia tidak kehilangan manusia yang dicintai-Nya itu. Ini jelas salah ! Manusia yang telah ditetapkan untuk diselamatkan, pasti selamat selama-lamanya, TIDAK mungkin bisa hilang. Jika anak-anak Tuhan sejati bisa kehilangan keselamatan, pernyataan yang saya akan ajukan dengan tegas adalah para penganut ajaran ini sedang mendegradasi Tuhan Allah sehingga seolah-olah Ia kewalahan dengan manusia yang keras kepala. Itu tidak pernah ada di dalam kamus Allah di dalam Alkitab. Allah kita Mahabesar, Ia tak mungkin bisa kalah apalagi kewalahan dengan manusia !

Selanjutnya, untuk menguatkan iman Kristen, Warren mengajarkan bahwa meskipun keadaan kita bersifat sementara, tetapi karakter kita kekal. Benarkah karakter kita kekal ? Ini telah saya jelaskan mengenai perdebatan tentang kekekalan jiwa pada bab-bab sebelumnya. Yang kekal bukan hanya jiwa apalagi hanya karakter, tetapi dua-duanya yaitu tubuh dan jiwa (psikosomatis).

Terakhir, ia memaparkan tentang bagaimana Menanggapi Masalah-Masalah Seperti Yesus Menanggapinya,

Masalah-masalah tidak secara otomatis menghasilkan apa yang Allah maksudkan. Banyak orang menjadi kecewa, dan bukannya menjadi lebih baik, serta menjadi tidak pernah bertumbuh. Anda harus menanggapi seperti cara Yesus menanggapi.

Ingatlah bahwa rencana Allah itu baik. Allah mengetahui apa yang terbaik bagi Anda dan Ia memperhatikan kepentingan Anda... Kapanpun Allah mengatakan tidak terhadap permohonan Anda akan keringanan, ingatlah, “Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.” (Ibrani 12:10b ; AITB).

Penting bahwa Anda tetap memfokus pada rencana Allah, bukan pada penderitaan atau masalah Anda... Fokus Anda akan menentukan perasaan-perasaan Anda. Rahasia ketekunan ialah mengingat bahwa penderitaan Anda bersifat sementara, tetapi upah Anda kekal...

Jangan menyerah pada pemikiran jangka pendek. Tetaplah memfokus pada hasil akhirnya : ...

Bersukacitalah dan mengucap syukur. Alkitab menyuruh kita untuk “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18 ; AITB). Bagaimana mungkin ? Perhatikan bahwa Allah menyuruh kita untuk mengucap syukur “dalam segala hal” bukan “atas segala hal.” Allah tidak meminta kita bersyukur atas kejahatan, atas dosa, atas penderitaan, atau atas akibat-akibat menyakitkan dari hal-hal tersebut di dalam dunia. Sebaliknya, Allah ingin Anda mengucap syukur pada-Nya karena Dia akan memakai masalah-masalah Anda untuk menggenapi tujuan-Nya.

Alkitab mengatakan, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan !” (Filipi 4:4 ; AITB)... Tanpa peduli apa pun yang terjadi, Anda bisa bersukacita di dalam kasih, perhatian, hikmat, kuasa, dan kesetiaan Allah...

Kita juga bisa bersukacita karena mengetahui bahwa Allah melewati penderitaan itu bersama kita... Allah masuk ke dalam penderitaan kita. Yesus melakukannya di dalam Inkarnasi, dan Roh-Nya melakukannya di dalam kita sekarang. Allah tidak akan pernah meninggalkan kita sendiri.

Menolak untuk menyerah. Bersabar dan bertekunlah...

Pembentukan karakter merupakan proses yang lambat. Kapanpun kita berupaya menghindari atau melarikan diri dari kesulitan di dalam kehidupan, kita memotong proses tersebut, menunda pertumbuhan kita, dan sebenarnya berakhir dengan jenis penderitaan yang lebih buruk, yaitu jenis yang tidak bernilai yang mengiringi tindakan menolak dan menghindar...

Anda mengetahui bahwa Anda sedang menjadi dewasa bila Anda mulai melihat tangan Allah di dalam lingkaran kehidupan yang acak, membingungkan, dan sepertinya tanpa arti... (Warren, 2005, pp. 218-220).

Komentar saya :

Perhatikan pernyataan Warren ini, “Masalah-masalah tidak secara otomatis menghasilkan apa yang Allah maksudkan. Banyak orang menjadi kecewa, dan bukannya menjadi lebih baik, serta menjadi tidak pernah bertumbuh.” Untuk mempertumbuhkan kerohanian melalui penderitaan, mungkin bisa saja pada awalnya anak-anak Tuhan mengalami kekecewaan sedikit, tetapi kemudian mereka akan berbalik dan mengerti rencana Tuhan, karena Roh Kudus mencerahkan dan menguatkan hati dan pikiran serta iman mereka sehingga mereka tetap setia dan percaya di dalam Kristus. Ini yang tidak ditegaskan Warren sejak awal.

Kedua, pengajaran Warren yang antroposentris dapat dilihat dari pernyataannya, “Allah mengetahui apa yang terbaik bagi Anda dan Ia memperhatikan kepentingan Anda.” Allah memang mengetahui apa yang terbaik bagi Anda, tetapi tidak berarti karena demikian, Ia memperhatikan kepentingan Anda dan BUKAN kepentingan-Nya. Ini bukan ajaran Alkitab. Allah mengetahui apa yang terbaik bagi Anda MENURUT kehendak-Nya dan untuk itu, Ia akan terus menggembleng umat pilihan-Nya dengan kasih dan bijaksana-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya dan memuliakan-Nya. Bagaimana dengan kita ? Kita yang telah ditebus oleh darah Kristus, maukah kita masih membangkang dan perlu digembleng oleh Tuhan agar dapat bertobat ? Jangan sampai itu terjadi pada kita. Selagi Allah masih sabar mendisiplin kita, marilah kita bertobat.

No comments: