Temukan jawabannya dalam:
Buku
THE RADICAL DISCIPLE
(MURID YANG RADIKAL):
Beberapa Aspek yang Sering Diabaikan Orang Kristen
oleh: Rev. DR. JOHN R. W. STOTT, C.B.E.
Penerbit: Literatur Perkantas Jatim, 2011 (cetakan ke-2)
Penerjemah: Ev. Perdian K. M. Tumanan, M.Div.
Di dalam bagian pendahuluan buku ini, Dr. John Stott menjelaskan pentingnya kita sebagai orang Kristen menjadi murid Kristus. Kemudian, dari bab 1 s/d 8, beliau menjelaskan 8 aspek menjadi murid Kristus yang radikal, yaitu: non-konformitas, keserupaan dengan Kristus, kedewasaan, kepedulian terhadap ciptaan, kesederhanaan, keseimbangan, kebergantungan, dan kematian. Kedelapan konsep tersebut dijelaskan secara cukup mendetail, disertai dengan pembahasan Alkitab yang ketat dan bertanggungjawab, dan diakhiri dengan aplikasi yang segar dan penuh dengan pengalaman pribadi penulis. Dan di bagian akhir, beliau menyampaikan beberapa salam perpisahan, karena buku ini ditulis menjelang hari kematian beliau.
Endorsement:
“Siapa yang lebih baik dibanding John Stott, dengan komitmen seumur hidupnya untuk hidup sebagai pengikut Yesus, yang menjelaskan panggilan kekal untuk memperhatikan pengajaran Yesus secara serius? Dengan putus asa, dunia sangat mengharapkan bahwa ada cara lain untuk hidup, namun terlalu sering orang-orang Kristen justru berupaya untuk menyepadankan dirinya dengan pola-pola masyarakat dibandingkan mendemontrasikan kekhususan yang Yesus tuntut dari kita. Jika memperhatikannya, niscaya panggilan ini sanggup untuk menghidupkan kembali kesaksian dari Gereja Tuhan.
John Grayston
(Direktur Theologi dari Scripture Union)
“Selama hampir enam puluh tahun, pencerahan-pencerahan John Stott yang tajam dan sangat Alkitabiah telah memberi pencerahan dalam banyak isu menantang yang dihadapi oleh Gereja Tuhan secara global. Buku ini mengantar semua tahun-tahun pengalaman, refleksi, dan studi beliau ke dalam sederetan pertanyaan yang ia yakini sering kita abaikan. Hal itu saja seharusnya membuat kita mendengar dengan seksama, bahkan sekalipun ia tidak memberi tahu bahwa ini akan menjadi buku terakhirnya. Lebih jauh lagi, buku ini memberi kita pandangan yang amat jarang dan personal dari pemuridan penuh pengorbanan yang telah menandai hidupnya dengan amat dalam—itu adalah salah satu alasan lain bagi kita untuk belajar dari seorang pemimpin langka nan sejati ini.”
Peter Harris
(Pendiri dari A Rocha)
“Sebuah buku perpisahan dari salah seorang raksasa pada zaman kita. Di dalamnya John Stott memberi garis besar tentang delapan aspek pemuridan dengan kejelasan luar biasa. Secara khusus, betapa menggetarkan dan mendalam pembahasannya dalam dua bab terakhir tentang kebergantungan dan kematian. Jangan melewatkannya.”
Amy Boucher Pye
(editor dan kolumnis)
“Ini merupakan sebuah seruan langsung yang sangat indah untuk membangun kembali kehidupan pertobatan yang sejati di tengah-tengah sub-kultur Kristen kontemporer yang dicemari oleh keegoisan zaman. Ini adalah karya John Stott yang sangat bernas dan merupakan refleksi terbaiknya. Pemikirannya sangat padat, tajam, dan secara utuh menggambarkan bagaimana seharusnya para pengikut Yesus hidup secara otentik. Yesus tidak hanya menyentil hidup kita namun membangunnya kembali dari dasar… Inilah buku yang menginspirasi kita untuk memiliki pertobatan yang sejati. Bacalah buku ini dan temukan seperti apa sosok pengikut Yesus sepenuh hati itu.”
Rev. Dominic Smart
(Pelayan di Gilcomston South Church of Scotland, Aberdeen, visiting lecturer di Highland Theological College, dan Ketua Dewan Direktur di International Christian College, Glasgow, Skotlandia)
“Buku ini adalah buku yang setia kepada Alkitab, relevan, sangat menantang, dan menggetarkan—sebuah karakteristik dari penyelidikan luar biasa yang terlalu mudah untuk kita abaikan. Saya tidak dapat membayangkan guru sebaik John Stott yang sanggup membahas tema ini, yang mana komitmen pribadi seumur hidupnya kepada kemuridan yang radikal terpancar dalam setiap halaman dari buku ini.”
Rev. Dr. David A. Stone
(Team Rector of Newbury; alumni Oxford University, U.K.)
“Saya senantiasa bersedih tatkala membayangkan bahwa Paman John pada akhirnya akan pergi, sebab ia akan membawa serta banyak hal bersama dengannya…. Ia telah menangkap esensi apa arti menjadi murid yang radikal, dan menuliskannya bagi kita dengan sebuah sentuhan ringan… Dalam karya ini, kita mendapatkan sebuah cuplikan dari apa yang Paman John yakini merupakan emas… Saya yakin menulis pokok ini, sambil membagikan karya hidup yang luas dan dalam tanpa cacat dengan bahasa yang ringkas namun bernas…, ini juga merupakan demonstrasi yang sangat kuat dari perintah sederhana yang merupakan inti Injil…. Inilah buku yang akan selalu saya simak, berulang-ulang, untuk mendapatkan pertolongan.”
Brian Draper
(associate lecturer di the London Institute for Contemporary Christianity dan penulis dari buku Spiritual Intelligence)
Profil Rev. DR. JOHN R. W. STOTT:
(alm.) Rev. DR. JOHN ROBERT WALMSLEY STOTT, CBE adalah seorang pemimpin Kristen dari Inggris dan pendeta gereja Anglikan yang tercatat sebagai seorang pemimpin dari gerakan Injili di seluruh dunia. Beliau terkenal sebagai salah seorang penulis terpenting dari the Lausanne Covenant pada tahun 1974. Beliau lahir di London pada tahun 1921 dari Sir Arnold dan Lady Stott. Stott belajar modern languages di Trinity College, Cambridge di mana beliau lulus dengan dua gelar dalam bidang bahasa Prancis dan Theologi. Di universitas, beliau aktif di the Cambridge inter-collegiate Christian Union (CICCU).
Setelah ini, beliau berpindah ke Ridley Hall Theological College (juga the University of Cambridge) sehingga beliau dapat ditahbiskan menjadi pendeta Anglikan pada tahun 1945 dan menjadi pembantu pendeta di the Church of All Souls, Langham Place (1945-1950) (website: www.allsouls.org) kemudian Pendeta (1950-1975). Beliau dipilih menjadi Pendeta bagi Ratu Inggris Elizabeth II (1959-1991) dan Pendeta luar biasa pada tahun 1991. Beliau menerima CBE pada tahun 2006 dan menerima sejumlah gelar doktor kehormatan dari sekolah-sekolah di Amerika, Inggris dan Kanada. Salah satunya adalah Lambeth Doctorate of Divinity pada tahun 1983.
No comments:
Post a Comment