07 April 2007

Refleksi Paskah 2007 : KEBANGKITAN KRISTUS : JAMINAN KEPASTIAN KESELAMATAN dan HIDUP (oleh : Denny Teguh Sutandio)

Refleksi Paskah 2007

KEBANGKITAN KRISTUS :
JAMINAN KEPASTIAN KESELAMATAN DAN HIDUP


oleh : Denny Teguh Sutandio


Nats : Lukas 23:56b-24:12 ; Yohanes 11:25 ; 1 Korintus 15:12-58.

Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.” (Lukas 24:5-7)

Ketika Kristus disalib dan mati, karya-Nya memang sudah genap, tetapi tidak berarti Ia tetap mati, karena pada hari ketiga, Ia bangkit. Ketiga ayat di atas adalah perkataan para malaikat kepada para perempuan yang datang ke kubur Yesus untuk memberikan rempah-rempah. Perikop ini terdapat juga di dalam ketiga Injil sinoptik lainnya yaitu : Matius 28:1-10 ; Markus 16:1-8 ; dan Yohanes 20:1-10. Meskipun peristiwa terdapat di dalam keempat Injil sinoptik, Lukas mencatat peristiwa ini khususnya perkataan kedua malaikat dengan sangat teliti dibandingkan dengan keempat Injil lainnya. Kalau kita membaca Matius, Markus dan Yohanes, kedua malaikat ini hanya berkata bahwa Yesus sudah bangkit, tetapi di dalam Injil Lukas, dicatat bahwa malaikat itu bertanya, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.” Kalimat ini hanya terdapat di dalam Injil Lukas. Ini berarti Kristus yang bangkit adalah Kristus yang hidup di antara orang mati. Lalu, apa signifikansi kebangkitan Kristus bagi umat percaya ?
Pertama, kebangkitan Kristus membuktikan kemenangan-Nya atas kuasa dosa, iblis dan maut. Kalau kita membaca Alkitab, Allah menciptakan manusia, tetapi manusia yang diciptakan-Nya itu memberontak dan tidak setia kepada-Nya (berdosa), sehingga mereka dibuang dari Taman Eden. Dosa manusia mengakibatkan manusia harus menanggung penderitaan, penyakit dan akhirnya mati. Tidak ada jalan lain dari pihak manusia yang membuat manusia bisa lepas dari siklus mengerikan dari dosa ini, kecuali hanya ada satu jalan dari pihak Allah, yaitu dengan mengutus Kristus untuk mati disalib demi menebus dosa manusia. Jumat Agung merupakan momen agung di dalam sejarah di mana Allah menjadi manusia rela disalib dan mati demi menebus dosa manusia. Di dalam salib, ada penebusan Kristus yang memperdamaikan, meredakan murka Allah dan menggantikan kita yang seharusnya mati. Tetapi kematian-Nya tidak akan menghasilkan apapun, jika IA tidak bangkit. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia telah mengalahkan kuasa dosa, iblis dan maut. Di dalam film The Passion of The Christ, ketika Kristus bangkit dari kematian, iblis digambarkan menjerit kalah. Itulah gambaran yang sebenarnya tentang kondisi iblis pada saat Kristus bangkit. Pada saat yang sama, kemenangan-Nya atas dosa, iblis dan maut diberikan kepada umat pilihan-Nya, sehingga umat-Nya juga memiliki kuasa Allah untuk mengusir setan. Rasul Petrus mengatakan di dalam 1 Petrus 5:9a, “Lawanlah dia dengan iman yang teguh,” Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 15:54-57, “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” Inilah kemenangan Kristus yang juga menjamin kemenangan kita akan kuasa dosa, iblis dan maut. Memang, kita masih bisa berdosa, tetapi satu hal yang perlu diingat adalah kuasa dosa tidak bisa lagi mencengkeram kita, karena kuasa dosa telah dikalahkan di dalam salib dan kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, sudah seharusnya, anak-anak Tuhan hidup sebagai anak-anak terang yang mengerjakan apa yang Tuhan inginkan (Roma 12:1-2 ; Efesus 2:10 ; 4-5) dan menang mengalahkan setiap pencobaan iblis berdasarkan kebangkitan Kristus.

Kedua, kebangkitan Kristus menggenapkan rencana Allah di dalam keselamatan. Rasul Paulus mengajarkan, “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” (1 Korintus 15:17) Bukan hanya mengalahkan kuasa dosa, iblis dan maut, kebangkitan Kristus juga menggenapkan rencana Allah di dalam keselamatan. Paulus mengatakan bahwa kalau Kristus tidak bangkit, maka iman kita di dalam-Nya menjadi sia-sia, karena semua orang juga mati dan tidak bangkit lagi. Bukan hanya sia-sia, kalau Kristus tidak bangkit, kita pun masih hidup di dalam dosa, karena Kristus sendiri tidak bangkit yang melambangkan bahwa Kristus sendiri tidak dapat mengalahkan dosa. Tetapi semua kemungkinan itu tidak pernah terjadi, karena fakta sesungguhnya adalah Kristus bangkit (1 Korintus 15:20). Kebangkitan-Nya menggenapkan rencana Allah di dalam keselamatan umat pilihan-Nya. Berarti umat pilihan-Nya mendapatkan keselamatan yang genap setelah Kristus bangkit dan terus-menerus disempurnakan oleh Roh Kudus sehingga di dalam kekekalan nantinya mereka telah sempurna seperti Kristus, Kakak Sulung mereka.

Ketiga, kebangkitan Kristus memberikan jaminan kepastian hidup. Selain jaminan keselamatan, kebangkitan Kristus juga akan menghidupkan mereka yang sudah mati kelak, karena Kristus sendiri bersabda, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” (Yohanes 11:25-26) Inilah iman Kristen sejati. Iman Kristen sejati berani menerobos dan jauh melampaui realita yang dilihat oleh manusia biasa, yaitu realita kematian fisik. Sehingga, iman di dalam Kristus mengakibatkan kita tidak bersedih dan menangis pada saat seorang percaya (Kristen sejati) meninggal, tetapi justru bersukacita karena orang percaya yang telah meninggal akan mendapatkan tempat yang indah bersama-Nya di Surga. Sedangkan barangsiapa yang sengaja menolak dan menghina Kristus, percayalah, “ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:18b) Puji Tuhan ! Tidak ada jaminan kepastian hidup selain hanya di dalam Kristus dan kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, Rasul Petrus berani mengajarkan, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.” (1 Petrus 1:3-5) Kebangkitan-Nya juga memberikan pengharapan hidup kepada umat pilihan-Nya bahkan ketika mereka berada di dalam penderitaan (baca 1 Petrus 1:6, “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.”). Berarti, iman Kristen sejati di dalam kehidupan kekal mengakibatkan mereka tidak goyah ketika mengalami berbagai pencobaan, karena iman itu dibangun di atas pengharapan yang sangat kokoh di dalam kebangkitan Kristus.

Keempat, kebangkitan Kristus menjamin kebangkitan (tubuh) umat pilihan-Nya. Selain jaminan kepastian hidup, kebangkitan-Nya menjamin kebangkitan umat pilihan-Nya, seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus, “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.” (1 Korintus 15:13) Kalimat pengandaian ini harus dibalik dan kenyataannya adalah Kristus sudah bangkit dan kebangkitan-Nya menjamin kebangkitan umat pilihan-Nya. Kebangkitan umat pilihan-Nya diibaratkan seperti, “Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.” (1 Korintus 15:36-37) Begitu pula dengan kebangkitan umat pilihan harus didahului dengan kematian tubuh lama yang nantinya akan diganti dengan tubuh jasmani yang baru yang tidak bisa berdosa lagi (non-posse peccare). Perbedaan antara kedua tubuh ini dibahas oleh Paulus di dalam 1 Korintus 15:40-46 dan bagi saya, hal ini ditutup dengan suatu konklusi di ayat 47-48, “Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.” Kita sebagai umat pilihan-Nya mungkin masih bisa berdosa dan bisa tidak berdosa (posse non-peccare), karena adanya dosa asal, tetapi di dalam kekekalan nantinya, yaitu di dalam langit dan bumi yang baru, kita akan mengenakan suatu tubuh surgawi yang tidak bisa lagi berdosa. Tubuh surgawi ini bukanlah tubuh yang baru, tetapi tubuh yang lama akan disempurnakan. Penyempurnaan tubuh kita yang lama membuktikan bahwa Allah berkuasa memakai tubuh fisik kita yang lemah untuk diubah menjadi tubuh baru yang menjadi alat-Nya, sehingga kelak kita akan dapat bersama-sama dengan-Nya. Sungguh suatu anugerah yang terbesar dan teragung di dalam sejarah, bahwa kebangkitan-Nya menjamin kebangkitan umat pilihan-Nya. Tidak ada agama atau filsafat atau ajaran yang berani mengajarkan konsep akhir zaman dengan begitu jelas kecuali hanya di dalam Alkitab. Puji Tuhan !

Setelah merenungkan hal ini, maukah Anda kembali kepada Kristus yang telah mengunjungi dunia ini, mati disalib dan bangkit dari kematian ? Tidak ada jalan lain kembali kepada Bapa jika tidak melalui Kristus yang adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14:6). Kebangkitan-Nya memang banyak disalahmengerti dan dihina, tetapi sebenarnya kebangkitan-Nya memberikan kepastian keselamatan dan hidup bagi umat pilihan-Nya yang percaya di dalam-Nya. Karena itu, bertobatlah dan kembali kepada-Nya sekarang.

Happy Easter !

No comments: