07 April 2007

Refleksi Jumat Agung 2007 : THE POWER OF THE CROSS (oleh : Denny Teguh Sutandio)

Refleksi Jumat Agung 2007


THE POWER OF THE CROSS

oleh : Denny Teguh Sutandio

Nats : 1 Korintus 1:17-18, 22-25 ; Galatia 3:13 ; 6:14 ; Efesus 2:16 ; Kolose 1:20 ; 2:14 ; 1 Petrus 2:24.

Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” (1 Korintus 1:18)

Pada bagian ini, kita akan membahas kuasa dari Salib Kristus. Perikop 1 Korintus 1:18-2:5 membicarakan tentang hikmat Allah yang berbeda dari hikmat manusia. Secara spesifik, di ayat 18, Paulus mengungkapkan salah satunya yaitu bahwa salib bagi orang dunia yang akan binasa adalah suatu kebodohan. Bagian ini dapat disebut “hikmat” manusia yang sebenarnya tidak berhikmat. Sedangkan, bagi umat pilihan yang diselamatkan, pemberitaan tentang Salib BUKANlah sebuah kebodohan tetapi kekuatan Allah. Ini dapat disebut hikmat Allah sejati. Kata “kekuatan” ini dalam bahasa Yunani dunamis berarti suatu kuasa/kekuatan yang supranatural. Perbedaan ini bukan perbedaan fenomenal, tetapi perbedaan esensial. Hal ini ditunjukkan lebih jelas lagi di ayat 22-23, di mana banyak orang dunia (digambarkan seperti orang Yahudi dan Yunani) mencari sesuatu yang dapat binasa (Yahudi : mukjizat ; Yunani : hikmat). Semua “hikmat” dunia bagi Allah tidak ada artinya. Mengapa ? Karena hikmat sejati yang Allah berikan adalah di dalam Salib Kristus yang melampaui semua “hikmat” dunia. Selain itu juga, “yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.” (1 Korintus 1:25) dan juga, “apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.” (1 Korintus 1:27-29) Dengan kata lain, Salib Kristus yang seolah-olah dipandang “bodoh” oleh orang-orang dunia yang layak binasa sebenarnya hendak menunjukkan kekuatan yang supranatural dari Allah untuk memalukan mereka yang terus menganggap diri “berhikmat”, padahal mereka sebenarnya bodoh di hadapan Allah.

Di manakah letak kekuatan/kuasa Allah di dalam salib Kristus ? Ada beberapa poin penting.
Pertama, di dalam salib, Kristus menggantikan kita menerima kutuk dosa (substitusi). Rasul Paulus mengungkapkan hal ini di dalam Galatia 3:13, “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"” Akibat dosa, manusia harus menanggung maut sebagai upah dari dosa. Juga, manusia harus menanggung kutuk dosa di dalam hidupnya. Tidak ada jalan keluar dari pihak manusia untuk lepas dari kutuk dosa dan maut, kecuali Allah menyediakan satu-satunya Jalan yaitu di dalam Kristus yang mati disalib. Di dalam salib, Kristus menggantikan kita yang seharusnya mati akibat kutuk dosa. Kristus yang tak berdosa sedikitpun dibuat berdosa karena kita yang layak dikutuk. Dosa kita dilimpahkan kepada-Nya yang tidak berdosa dan sebaliknya, Kebenaran Kristus karena setia dan taat kepada Bapa dilimpahkan kepada kita sebagai umat pilihan-Nya yang percaya. Tepatlah apa yang diajarkan oleh Rasul Petrus di dalam 1 Petrus 2:24, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” Karena Kebenaran Kristus dilimpahkan kepada kita, maka sebagai umat pilihan-Nya kita dimampukan untuk hidup taat dan setia kepada-Nya. Kita yang sudah diimputasikan kebenaran Kristus seharusnya mempertanggungjawabkan hak istimewa itu untuk memuliakan Allah di dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak ada satu ajaran di dunia ini yang berani mengajarkan bahwa Tuhan mereka rela mengunjungi dunia berdosa bahkan mati menggantikan dan menebus dosa manusia serta melayakkan mereka menjadi anak-anak-Nya. Inilah kuasa Allah yang supranatural yang melampaui semua pengalaman dan rasio mereka yang serba terbatas. Untuk menerima ini, diperlukan iman yang dianugerahkan Allah.

Kedua, di dalam salib, Kristus memperdamaikan Allah yang Mahakudus dan manusia berdosa (rekonsiliasi). Rasul Paulus di dalam Efesus 2:16 mengajarkan, “dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.” (bandingkan dengan Kolose 1:20) Karena dosa, manusia layak dimurkai Allah, sehingga tidak ada jalan lain manusia bisa dilepaskan dari dosa, kecuali Allah kembali menyediakan satu-satunya jalan dengan mengutus Putra Tunggal-Nya, Tuhan Yesus untuk memperdamaikan hubungan antara Allah yang Mahakudus dengan manusia yang berdosa yang dahulu terputus akibat dosa. Mengapa perlu diperdamaikan ? Karena pada saat manusia berdosa dan tidak taat kepada Allah, hubungan antara Allah dan manusia yang dulunya baik menjadi terputus, sehingga mulai saat itu, manusia berupaya sendiri untuk mencari jalan di luar Allah, salah satunya dengan menciptakan agama. Kondisi diperdamaikan berarti suatu kondisi perujukan kembali setelah terjadinya keterputusan. Gambaran inilah yang dipakai Paulus untuk menunjukkan kuasa penebusan Kristus yaitu memperdamaikan hubungan Allah dengan manusia. Ini juga merupakan suatu bukti bahwa Allah yang nun jauh di sana (transenden) mengasihi dunia yang berdosa, hingga rela mengutus Putra Tunggal-Nya mengunjungi dunia ciptaan dan berada di dekat umat-Nya (imanen).

Ketiga, di dalam salib, Kristus meredakan murka Allah (propisiasi). Rasul Paulus mengajarkan prinsip ini di dalam Roma 3:23-25, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.” Akibat dosa, manusia harus menanggung keterhilangan kemuliaan Allah di dalam dirinya dan sekaligus menanggung murka Allah yang menimpa atas mereka. Manusia berdosa harus menanggung murka Allah dan tidak ada manusia bahkan “nabi” sekalipun harus menanggung murka Allah. Lalu, adakah jalan keluarnya supaya manusia bisa dibebaskan dari murka Allah atas dosa ? Ada, yaitu hanya di dalam penebusan Kristus yang meredakan murka Allah atau memuaskan keadilan Allah. Di dalam Roma 3:25, kata “jalan pendamaian” lebih tepat diterjemahkan propitiation (King James Version) yang berarti propisiasi, meredakan murka Allah. Ini berarti murka Allah sebagai wujud keadilan-Nya yang harus dilimpahkan kepada manusia diredakan oleh penebusan Kristus sehingga umat pilihan-Nya yang percaya yang telah ditebus oleh Kristus tidak lagi mendapatkan murka Allah, tetapi kasih dan pemeliharaan-Nya secara khusus. Inilah hak istimewa umat pilihan-Nya yang memungkinkan mereka tidak lagi takut ketika menghadap Allah, tetapi bersukacita sambil berani berseru, “ya Abba, ya Bapa!” (Roma 8:15) Tetapi hal ini tidak berarti kita secara tidak bertanggungjawab menghadap Allah dengan sikap tidak hormat dengan dalih Kristus telah meredakan murka Allah. Meskipun Kristus telah meredakan murka Allah atas kita, kita tetap harus menghadap hadirat-Nya dengan sikap yang sopan dan kudus sambil bersyukur. Inilah yang tidak ada pada agama lain, yaitu memadukan sikap sopan, kudus dan bersyukur penuh cinta dalam menghadap hadirat Allah. Hal ini bisa dimungkinkan karena Kristus telah meredakan murka Allah. Haleluya.

Keempat, di dalam salib dan penebusan Kristus, umat pilihan-Nya memiliki jaminan akan hidup kekal dan pemeliharaan Allah secara khusus. Ketika orang-orang dunia dengan agama buatan mereka sibuk melakukan jasa baik agar “diperkenan oleh ‘Tuhan’”, maka umat pilihan-Nya yang percaya di dalam Kristus tidak perlu melakukan perbuatan baik apapun untuk diselamatkan dan masuk Surga. Mengapa ? Karena salib dan penebusan Kristus telah menjamin adanya kehidupan kekal dan pemeliharaan Allah secara khusus di dalam hidup mereka. Meskipun mereka harus menderita aniaya karena nama Kristus (Matius 16:24 ; Yohanes 16:2), Allah berjanji, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13) Hal ini dapat terjadi, “oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” (Ibrani 2:18) Jaminan salib dan penebusan Kristus mengakibatkan kita bisa menang mengalahkan segala penderitaan dan pencobaan hidup yang menghimpit hidup kita. Sehingga, Rasul Paulus dengan iman yang teguh mengatakan, “aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” (Galatia 6:14) Salib dan penebusan Kristus membuat umat pilihan-Nya sadar bahwa diri mereka tidak layak dan hanya dapat bermegah di dalam Kristus yang telah mati bagi mereka, dan TIDAK lagi bermegah pada hal-hal fenomenal yang fana/sementara sifatnya. Marilah kita menjalani kehidupan ini hanya bergantung pada Kristus yang memimpin kita dan janganlah kita berani menukarkan Kristus yang paling berharga dengan kepercayaan-kepercayaan palsu buatan manusia yang tidak berharga.

Setelah kita merenungkan empat poin kuasa salib Kristus, izinkanlah saya menantang Anda, di dalam siapakah Anda menaruh hidup, pengharapan dan keselamatan Anda ? Di dalam diri Anda ? Kalau ya, ingatlah, bahwa Anda itu manusia yang diciptakan dari debu tanah dan akan kembali ke debu tanah. Tidak ada jalan lain, kembalilah kepada Kristus dan karena pencerahan Roh Kudus, undanglah Dia sebagai Raja dan Tuhan yang memerintah hidupmu sehari-hari, maka kehidupan Anda akan menemukan pengharapan yang pasti. Biarlah Jumat Agung ini menjadi momen kita sungguh-sungguh kembali kepada-Nya sekarang juga !

Happy a Good Friday !

No comments: